Abortus

ABORTUS ITU APA YA??

Abortus (juga biasa disebut dengan aborsi) adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum kehamilan berusia 20 minggu yang berakibat kepada kematian janin. Ada dua klasifikasi abortus yaitu :
  • Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
  • Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya :
1. Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, terkadang dilakukan sesudah pemerkosaan.
2. Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
3. Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.

Aborsi yang dilakukan secara sengaja tanpa ada indikasi medis atau alasan kesehatan yang jelas, terlebih tidak ditangani oleh petugas medis, akan menimbulkan resiko tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang perempuan. Tidak benar adanya jika perempuan melakukan aborsi, tetapi dia tidak merasakan apa-apa dan diperbolehkan langsung pulang. Itu adalah informasi yang sangat menyesatkan. Terutama bagi mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan (tapi sudah terlanjur terjadi).

APA AJA RESIKO AKIBAT ABORTUS?

Ada dua macam resiko kesehatan terhadap perempuan yang akan melakukan aborsi yaitu resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik serta resiko gangguan psikologis.

1) Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang perempuan, di antaranya :
1.        Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2.        Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3.        Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4.        Rahim yang sobek
5.        Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
6.        Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7.        Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8.        Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9.        Kanker hati (Liver Cancer)
10.     Kelainan pada placenta yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
11.     Meningkatkan kemungkinan terjadinya pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya
12.     Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
13.     Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
14.     Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

2) Resiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang perempuan secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mentalnya. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS.  Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
1.        Kehilangan harga diri
2.        Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
3.        Ingin melakukan bunuh diri
4.        Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
5.        Berteriak-teriak histeris
6.        Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang

Di luar hal-hal tersebut, perempuan yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak bakal hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Untuk itu, mendingan pikirkan dulu resikonya, sebelum memutuskan melakukan aborsi atau melakukan hubungan seksual di luar nikah. Perlu seribu kali mikir sebelum semuanya menjadi terlambat. So KDers, bentengi diri kita dengan doa dan kuasa-Nya. Ingat lho, Firman Tuhan juga nyuruh kita buat senantiasa menjaga kekudusan kita, hingga waktunya tiba. (GMS)

(pernah dimuat di Majalah Kingdom, rubrik Sex Talk, edisi Januari 2011)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kangen.

Anak SD Era 90'an

Bahagia