Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

It's okay....

Banyak dari kita ingin segala sesuatunya itu serba cepat. Cepat lulus sekolah. Cepat dapat kerja. Cepat dapat jodoh. Cepat punya anak. Cepat jadi bos. Cepat kaya. Cepat punya rumah, mobil, dan sederet permintaan serba cepat lainnya. Cepat move on. Cepat berubah. Cepat dewasa.  Lha, emangnya salah kalo kita maunya serba cepat?  Salah atau benar, monmaap, jawab masing-masing aja yah, hehehe.... Karena tiap pribadi tentu 'mengimani' perspektifnya sendiri-sendiri. Standar/ukuran tiap orang juga beda-beda.  Cuma, yang kupahami adalah kadang nggak semua yang kita mau itu bisa segera terwujud. Pun kalau terwujud, nggak semua waktunya bisa semau kita. Pasti ada proses. Everyone grows at their own pace. It's okay to take longer than others. Slow progress is better than no progress at all. Kalau realita nggak sesuai kemauan, mungkin akan diberi sesuai  kemampuan dan  kebutuhan. Bisa lebih dari ekspektasi, bisa juga di bawahnya. Who knows? Siap-siap aja. Tapi, apapun itu, penting bagi

Sola Gratia

Nggak ngerti lagi mau bilang apa. Kau terlalu baik untukku yang tidak cukup baik ini. Kadang suka heran, kenapa Kau masih setia, padahal aku kadang tidak setia. Aku yang banyak mau, banyak tingkah, banyak salah, banyak kekurangan, tapi Kau tetap mengasihiku, tetap setia. Tak ada kasih yang seperti kasih-Mu. Hari ini aku teringat pada kebaikan demi kebaikan-Mu padaku. 33 tahun 5 bulan dikali 30 hari dikali 24 jam dikali 3600 detik. Setiap waktu, setiap musim di dalam hidupku. Begitu banyak, tak tertuliskan satu-persatu. I just wanna thank you, God. Apapun itu hingga sejauh ini, semua bukan karena kuat hebatku, tapi  karena anugerah-Mu,   Sola Gratia! like my name, indeed :') Ketika aku jatuh, Kau satu-satunya yang hadir, no judging , hanya penerimaan. Ketika aku takut, Kau satu-satunya yang setia, tanpa tuntutan, hanya belas kasih. Tak pantas aku menerima, namun Kau tetap ada, tiada sekali pun aku ditinggalkan. Dan ku sadar, kasih-Mu cukup bagiku.  Tanpa-Mu, aku bukan siapa-siapa,

Tanggung Jawab

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini, ingin itu, banyak sekali....  Kadang kita seperti Nobita yang punya banyak kemauan, tapi lupa melihat kemampuan. Ingin punya barang  branded  agar terlihat WOW, tapi tunggakan sana-sini. Ingin wara-wiri ke tempat fancy biar kekinian, tapi utang ke anu-ani. Ingin punya aset sophisticated supaya bergengsi, tapi dikejar-kejar debt collector . Oke ngutang, tapi kuat bayarnya segimana? Cek dulu, ini keinginan atau kebutuhan? Berat! Hidupmu tanggung jawabmu! Hiduplah untuk hari ini, tapi siapin juga hari esok. Hari ini makan steak, besok makan apa? Roda berputar. Pun dengan hidup. Seringkali yang bikin mahal itu gaya hidup dan pengakuan. Capek nggak sih? Bilamana gaya hidup selangit, maka usahakanlah kekayaan juga sampai ke langit. Jika realitanya adalah kebalikan, jangan halu, cepat-cepat menginjakkan kaki di bumi. Niscaya, hidup akan lebih tenteram, tenang, damai sejahtera, tanpa harus peduli terlalu berlebihan dengan "apa kata orang?&quo

Di Rumah Lebih Baik

Udah sebulan ini aku di rumah aja karena work from home sejak diberlakukannya PPKM darurat. Sebetulnya ada rasa lega dengan adanya peraturan ini. Alarmku nggak perlu bunyi jam 4.30 pagi seperti saat  work from office . Belum lagi pulangnya harus naik angkot, bertemu dengan masyarakat campuran (berkesadaran dan tidak berkesadaran) terkait hal basic kayak pakai masker dan jaga jarak. Pelik!  Ini ceritaku saat wfo. Jam 5.30 bus kantor cusss berangkat. Otomatis semua dikerjakan seringkas mungkin. Belum lagi kalo ada insiden telat bangun, wuuussshhh... Mandi, berpakaian, menyiapkan sarapan untuk dibawa ke kantor, dll. Lupakan berlama-lama di depan lemari dan berpikir-pikir, "hari ini aku mau pakai baju apa ya?" atau berdiri di tengah dapur dan bertanya-tanya, "pagi ini aku mau siapin sarapan apa ya?" Boro-boro... Pokoknya, apa yang pertama kali dilihat, SHE CUT !! *baca SIKAT!!. Dan jujur, bukan naturalku untuk bangun dan keluar rumah sepagi itu. Dengan separuh kesadar

Kadang

Kadang, segala sesuatu yang terjadi pada waktu tertentu tidak harus bisa dimengerti pada saat itu juga. Mungkin kita bertanya-tanya, bahkan menjadi bingung, sebelum akhirnya dapat memahaminya satu per satu pada suatu hari. Kadang, kumparan kebingungan itu menimbulkan segala rupa pikiran dan perasaan yang tidak karuan. Entah dia bernama keresahan, kecemasan, kekuatiran, ketakutan, penderitaan, serta apapun itu yang tidak menyenangkan dan menenangkan bagi kita. Kadang, maksud dan tujuan di balik semua kenyataan yang telah terjadi baru bisa disadari dan diterima setelah kita melewati berbagai macam perjalanan, perhentian, ujian, cobaan, drama, bahkan tragedi yang bisa jadi tidak diinginkan. Kadang, kita ingin cepat-cepat menyelamatkan diri ketika persoalan demi persoalan menghimpit hingga bernafas pun rasanya sulit. Kadang, kita ingin segera berhasil ketika mengurai kerumitan demi kerumitan yang terasa seperti benang kusut.  Kadang, kita menjadi tidak sabar. Kadang, kita menjadi tidak ikh

Penonton

Ketika penonton lebih heboh dari pemain itu sendiri, komentarnya sering muncul tanpa diminta. Seolah mereka paling paham dan merasa lebih layak jadi pemain, sementara mereka sedang berada di luar lapangan. Mohon maaf, anda tahu posisi anda di mana?  Ya begitulah para penonton! Bisanya cuma cuap-cuap atau ngedumel di depan layar, atau minimal di dalam hati. Padahal... mereka nggak tau pasti gimana rasanya jadi pemain yang lari-larian di lapangan, mengerahkan segalanya untuk bisa mengalahkan diri sendiri dan lawan mainnya. "Yaa, harusnya kek gini, bukan kek gitu! Aturannya ini dong, bukan itu! Kalau lakukan ini, nanti gini gini gini. Kalau pilih itu, nanti gitu gitu gitu."  Hey... Anda siapa?! Kalau hidupku berbeda denganmu, apanya yang salah? Apa aku harus menjadi pengikutmu untuk memvalidasi hidupku sendiri? Please... Jalan hidup orang itu beda-beda, lho! Kau jalani hidupmu. Kujalani hidupku. Karena hidupmu adalah your life dan hidupku adalah my life .  Kalau it works di ka

Dsb. Dst.

"Udahlah... Buat apa jadi cewe mandiri, nanti cowo takut mendekat lho. Buat apa sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya ngurus dapur dan kasur juga. Buat apa berkarir, kan ada pasangan yang menafkahi. Udahlah... Nggak usah milih-milih, ingat umur, nggak ada yang sempurna. Dsb. Dst."  Mungkin mereka ada benarnya, tapi nggak perlu diikuti semua juga kan. Mereka bukan pengemudi hidup kita. So, go ahead!  Kerjakan dalam diam apa yang menurutmu perlu dikerjakan. Karena waktu nggak tau caranya menunggu. Bila memang untukmu, pasti akan datang. Percaya! Membenahi diri, mempersiapkan diri, dan segala hal yang membahagiakan diri sendiri adalah prioritas. Pengalaman adalah guru. Kita bisa berencana dan berekspektasi tentang segudang hal, tetapi pada akhirnya semesta mengajarkan kita bagaimana dihancurkan untuk dibentuk, mengalah untuk menang, mencari untuk menemukan, merasakan untuk memberi rasa, menanti untuk berjumpa. Dsb. Dst. Kehidupan adalah sekolah. Kesulitan yang mengajarkan kemuda

33

Puji Tuhan! Ternyata Tuhan memberiku kesempatan untuk menginjakkan kaki di usia 33 tahun ini. Sebuah anugerah yang 'mungkin' tidak semua orang dapatkan. Mengingat ada sahabat dan kerabat, yang seumuran bahkan lebih muda, harus berpulang dan meninggalkan kami dengan duka.  Bila merenungkan kembali ke belakang. Indah tak selalu ada. Baik dan buruk harus dilalui sebagai jalan pendewasaan diri. Semua orang pernah gagal dan berhasil, naik dan turun, mudah dan sulit. Segala rasa dan kondisi kiranya menguatkan dan mengingatkan hakikat manusia dalam kesementaraan hidup. 'Menjadi manusia' bukanlah hal yang bisa didapatkan dalam sekejap. Butuh waktu. Butuh usaha. Ada marah, luka, penolakan, hingga penerimaan dan damai sejahtera. Dan semoga setiap proses tidak mengkhianati hasil. You deserve. It's woth it.  Dan semua yang diusahakan itu pun akan menemui garis akhir. Terasa naif? Haha.. Tapi bukankah semua akan 'berpulang' pada waktunya? Adakah orang yang dapat hidup ke

Let It Go!

Ketika hidup nggak sesuai rencana atau harapan, let it go, let it go ....  Tentu, kita nggak bisa menebak masa depan. Apakah semua terkendali? Gimana dengan yang nggak?  The black swan . K adang ada hal-hal di luar kebiasaan dan perkiraan kita.  Apa semesta nggak berpihak? Mungkin rasanya  ingin berontak keluar dari kotak bernama ekspektasi. Tapi, bisa apa, maunya begini, realitanya kok begitu. Sadari, tidak ada yang abadi. Semua bisa berubah. Apa di bumi ini ada kesusahan yang selamanya, pun kebahagiaan yang kekal?  Apa ada orang yang selalu baik, pun orang yang buruk terus-menerus? Perubahan akan selalu ada, bukan? Bila rasanya hidup belum berubah, mungkin kitalah yang harus berubah lebih dulu. Hidup ini dinamis. Duka akan berganti dengan suka, rugi berganti dengan untung, pahit berganti dengan manis, pun sebaliknya. Manusia perlu semua rasa dan pengalaman itu untuk membuatnya menjadi manusia seutuhnya, bukan semaunya. Pengen gampangnya aja, yang susah, jauh-jauh deh. Nggak gitu juga

How Far I'll Go?

And no one knows, how far it goes... One day I'll know, if I go there's just no telling how far I'll go... Puji Tuhan, di Desember 2020 kemarin  akhirnya   aku lulus juga. Pada SIMAK UI yang ketiga kalinya (di prodi yang beda-beda). Ilmu Komunikasi, Administrasi Negara, dan ujungnya malah lulus di Akuntansi, sama kayak S1. Ya, gitulah kadang-kadang, yang dihindari malah kejadian, hahaha... Setelah lama merenung di dalam gua, aku nggak ketemu Si Buta dari Gua Hantu. Apaan sih, hahaha... Nggak. Tadinya aku mikir "kenapa lulusnya baru sekarang, Tuhan, di akuntansi pula?" Terus mikir lagi "Gimana aku melalui semua ini,  Tuhan, heleeeppp..."  Jawaban pertanyaan pertama, bisa jadi, memang inilah waktumu dan tempatmu.  Yasudah. Terima. Bersyukur. Jawaban pertanyaan kedua,  nobody said it was easy.  Lanjutkan. Hmm, b aru memikirkan aja aku udah  complicated , apalagi menjalani, wkwkwk... Ya, memang nggak semulus jalan tol sih, hehehe... But, it's ok.   Apapu

Wake Up Call

Wake up call dari mereka untuk aku. .. Kalau kamu cuma bersyukur sama apa yang kamu punya, tapi kamu tidak bersyukur dengan apa yang tidak atau belum kamu punya, maka kamu tidak akan pernah merasa tenang/damai, karena kamu tidak akan pernah merasa cukup. -Agnez Mo Kunci hidup adalah terima kasih, semakin kamu banyak berterima kasih akan apa yang kamu terima dalam hidup termasuk hal yang tidak kamu sukai, hidupmu akan luar biasa berubah. -Denny Soemargo Jangan pernah menyesal berbuat baik kepada orang yang salah, tingkah lakumu menunjukkan siapa dirimu dan tingkah laku mereka menunjukkan siapa mereka. -Bruce Lee Menjadi diri sendiri adalah segalanya. Jika kamu ingin mengesankan seseorang, jangan menjadi orang lain, hanya menjadi dirimu sendiri saja. -Selena Gomez Orang yang tidak mampu melihat kekurangannya sendiri, sulit bisa melihat kelebihan orang lain. -Gus Baha Semua orang punya sisi gelap, cuma ada yang terungkap, ada yang tidak. Jadi lebih baik saya tidak menghakimi orang lain. -

Hai 2021

Siapa sangka aku bisa sampai di titik sekarang ini? Kalau bukan karena Tuhan, entah bagaimana jadinya...  Hai 2021... inilah aku di hari kelima di tahun dengan angka berurutan. Semoga ini pertanda adanya peningkatan, breakthrough , apapun itu. Tahun dengan segudang rencana. Tahun dengan segenap kejutan. Hanya Tuhan yang tau. Mungkin Dia masih merahasiakannya. Aku akan menemukannya di setiap petunjuk yang Dia berikan dari hari ke hari. Semoga aku bisa sampai di sana. Tentunya, bersama Dia... Hai 2021... sejujurnya, saat ini aku merasa seperti berjalan dalam sebuah labirin yang pintu keluarnya pun masih terus kucari. Dan ketika aku menemukannya, aku akan menuliskannya sebagai pengingat, betapa Tuhan sangat setia dan mengasihiku. Tidak dibiarkan-Nya aku terhilang  dalam gurun kebingungan. Pandangan-Nya tak pernah lepas dariku. Beruntungnya aku. Tuhanku bukanlah Tuhan yang biasa-biasa saja. Dan aku adalah ciptaan-Nya. Bukankah itu cukup? Hai 2021... aku ingin sekali bisa mengerjakan apa ya