Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Kesalahan

Mungkin, manusia adalah makhluk salah. Kesalahan demi kesalahan. Apa kamu pernah berbuat salah?  Bagaimana  kesalahan itu bekerja di hidupmu?  Mungkinkah kesalahan menjadi bagian dari perjalanan menuju kebenaran? Jadi, apa yang salah dengan kesalahan? S iapa pun pernah dan bisa berbuat salah, bukan? Ya, tidak sedikit yang bersembunyi di balik ucapan 'manusia itu tempatnya salah'. Berpikir bisa berbuat salah sebebas-bebasnya, hingga lupa menata diri untuk kembali menuju kebenaran yang sesungguhnya. Sebaliknya,  acap kali kesalahan itu dihindari, disangkal, dikutuki, dicap buruk, ibarat kotoran yang merusak pemandangaan. Alih-alih melakukan kesalahan, hampir semua orang ingin dianggap benar. Terasa familiar. Well, pernahkah kau berpikir tentang nilai dari sebuah kesalahan? Atau kesalahan hanyalah kekeliruan tanpa makna? Apakah kesalahan hanya perlu dilewatkan begitu saja?  Sekecil atau sebesar apapun kesalahan itu. Pilihan di tanganmu. Mau asik berenang di samudera kesalahan atau

Random

Well... Desember akan segera datang, guys... (belagak ceriaaa wkwkwk) Apakah akan ada yang berbeda di bulan penghujung tahun 2020 ini? Hmm... (agak skeptis) Ataukah sama-sama saja seperti 11 bulan sebelumnya? Nobody knows... (makin skeptis) Bukankah apapun bisa terjadi dalam waktu sebulan? Okay, we'll see... (mulai pasrah) So, apa yang menjadi harapanmu di bulan Desember nanti? Mmm... (auto tutup mata, lipat tangan) Nanti kita update lagi di bulan Januari ya, genkz, hahaha... (sok iye beud dah gayanya, wkwkwk)

Penat

Seperti berdiri di antara mata angin.  Penat. Gelisah. Frustasi.  Hanya berbekal kompas. "Petunjuk, tolonglah!"  Apakah kamu percaya pada kehendak bebas?  Ataukah kamu percaya pada nasib? Takdir? Garis tangan?  Apakah itu bisa benar-benar menguasai manusia? Apakah manusia bisa melawan itu?  Apakah manusia punya kebebasan dalam memilih hidupnya?  Apakah pilihan ada di tangan manusia? Termasuk, memilih untuk tidak memilih. Termasuk, melarikan diri atau hadapi.  Pilihan demi pilihan.  Apakah selalu ada konsekuensi di balik tiap pilihan? Entah itu baik atau buruk. Pilihan demi pilihan. Apakah semua itu yang membawamu berjalan? Dari masa lalu kepada saat ini hingga kembali jadi debu.

Ribut

Aku berterima kasih untuk kamu yang telah mengingatkan aku tentang bersyukur.  Belakangan rasanya isi kepalaku kayak kembang api tahun baru. Ribut. Masa lalu, masa kini, masa depan. Muncul silih berganti. Sampai2 susah tidur. Aku menjadi kuatir dan overthinking. Bawaannya menyendiri, egois, dll. Kepikiran hal-hal buruk di masa lalu, bahkan yang belum tentu terjadi di masa depan. Aku lupa menyadari dan mengindahkan yang aku punya saat ini. Aku lupa tentang bersyukur dan menerima kehidupan. Ya, harusnya aku bisa lebih berterima kasih untuk nafas, keberadaan diri sendiri, kehadiran orang2 yang menyayangiku dan aku sayangi, pekerjaan, dst. Baik dan buruknya. Satu paket. Ternyata, aku tidak tau apa-apa tentang hidup. Semoga aku bisa lebih dewasa dalam memahami dan menyikapi diri sendiri dan hidup yang kujalani. 

Amor Fati

Gambar
Sebenarnya, kita semua memiliki penderitaan yang tidak bisa kita selesaikan walau dengan seluruh tenaga sekalipun. Berusahalah untuk mencintai takdir Anda agar benih tersebut dapat tumbuh. Setelah ia menerima sepenuhnya takdir itu sebagai bagian dari hidupnya, barulah akan muncul kekuatan untuk bertahan. Sebuah bayangan pasti akan muncul bila seseorang tertimpa cahaya. Bayangan itu tidak terelakkan. Karena itu terimalah takdirmu, bertahanlah, jadikan ia teman. Kamu akan bisa melewatinya dengan baik, dengan belajar setahap demi setahap cara mencintai takdir itu. Hiduplah. Hiduplah dengan sepenuh hati. Kamu salah, jika tidak ingin hidup. Kamu itu penting. Walaupun kamu tidak memiliki apapun, kamu tetap bernilai. Manusia ada bukan karena bernilai, manusia bernilai karena ada.

Kembali 'Normal'

FYI.. dalam seminggu terakhir ini, aku udah 3x masuk kantor. Rabu lalu, Senin kemarin, dan Selasa hari ini. Kerjaan full, mamen.. Dan nggak berasa, wara-wiri, sana-sini, klak-klik, bikin ini-itu, eehh begitu liat jam udah mau waktunya pulang, langsung terbirit-birit matiin PC, saking nggak maunya ketinggalan bis jemputan pulang. So, gimana rasanya kembali 'normal' setelah kelamaan wfh? Berasa capek juga sih ya. Capek di jalan, capek di kerjaan, apalagi kalo pake acara kena hujan, kepala jadi makin cenut2. Belum lagi kalo nggak sempat sarapan dan kurang tidur karena jam biologis yang udah sempat berantakan selama wfh. Tapiii terlepas dari semua itu, rasanya feeling-ku kayak 'lebih penuh' gitu. Merasa hidup kayak lebih berfaedah gitu kali yaa.. ^-^ Dan untungnya besok aku nggak masuk, jadi bisa istirahat dulu. Selasa depan (abis lebaran) baru aku disuruh masuk lagi. Ya lumayanlah. Udah banyak bingit list to do yang aku bikin. Mulai dari nyuci baju yang udah segero

Mengalami Kasih-Mu

Tak satupun yang dapat kupercaya di dunia ini, hanya Kau. Tanpa aku harus banyak berkata, meski hanya air mata yang sanggup kukeluarkan, namun kasih-Mu lebih dari apapun, tak pernah kutemui kasih yang seperti-Mu. Meski ku sering membuatmu kecewa, Kau tetap menerimaku, berkali-kali aku menyesali dan kembali, berkali-kali pula Kau tetap menerimaku, bagaimana bisa aku menggantikan-Mu? Meski aku bukan seperti malaikat yang selalu mematuhi-Mu, tapi bagi-Mu aku berharga dan selalu Kau rindu, sejauh manapun aku telah berlalu, Kau bilang aku tetap anak-Mu, oh bagaimana mungkin, orang durjana sepertiku masih diberi tempat, istimewa di hati-Mu? Betapa besar Kasih-Mu. Kasih yang menyentuhku, mengubahkanku, melepaskanku. Kasih yang merangkulku, memeliharaku, menjagaku. Mengalami kasih-Mu membuatku mengerti kenapa aku masih ada sampai saat ini. Terpujilah Engkau!

Tanda tanya

Siapa yang tidak pernah jatuh cinta? Ada yang bertepuk sebelah tangan, ada juga yang gayung bersambut. Jadi, menurutmu apa itu cinta? Apakah cinta adalah sebuah perasaan semata, yang kadang tidak bisa dikendalikan? Atau apakah cinta merupakan komitmen? Seperti apa komitmen itu? Bagaimana jika tidak ada komitmen? Bagaimana hubungan bisa disebut hubungan kalau di dalamnya cuma satu pihak yang berkomitmen? Bagaimana dengan yang satunya lagi? Bukankah ada potensi dia akan ingkar?

Aku INFJ

Gambar
Belakangan ini aku lagi banyak belajar mengenali diri sendiri. Itu caraku untuk lebih self love dan self acceptance. Kebayang kan, hampir tiap hari aku membunuh waktu 'di rumah aja' dengan bolak-balik nongkrongin video2 di youtube sampai kepada baca-baca artikel di google. Tapi kali ini, all about me, INFJ. Jadi mikir, kenapa nggak dari dulu aja aku tau ya? Biar aku bisa lebih kayak memahami diri sendiri gitu. Menerima diri apa adanya. Mengembangkan kelebihan dan memperbaiki kekurangan yang aku punya. Well, selama ini aku cuma bisa berpikir2 sendiri tentang hal2 weird, unik, yang jangankan orang lain bakal paham, aku pun belum tentu ngerti. Bahkan aku sempat kayak kepikiran soal indigo ato mental illness gitu. Ya begitu2 lah yang aku rasakan dan alami selama ini, tapi baru sekarang aku mendapat pencerahan, meski akurasinya belum tentu 100% juga. Ya setidak2nya aku bisa jadi kayak lebih sadar, ngerti, dan pelan2 bisa nerima dan ngadepin diri sendiri dengan lebih utuh. Ka

Menikah

Menikah adalah impian bagi sebagian besar orang. Tapi, apakah menikah itu soal pesta dan perayaan? Apakah menikah soal hubungan suami istri? Apa yang terjadi setelah acara resepsi?  Ada orang yang menikah seumur jagung. Ada yang menua bersama sampai rambut memutih. Ada yang tetap bertahan sampai maut memisahkan, entah si suami yang duluan dipanggil atau si istri. Lalu, kenapa orang ingin menikah? Menikah karena ingin punya anak. Bagaimana kalau ternyata tidak punya anak? Tetap bertahan atau berpisah? Kenapa pernikahan selalu dikaitkan dengan keturunan?  Saat kau single, mereka bertanya, "kapan nikah?" Saat kau menikah, mereka akan bertanya, "kapan punya anak?" Saat kau punya anak, mereka bertanya lagi, "kapan nambah anak?" Orang-orang di sekitar cuma bisa bertanya dan terus bertanya. Bagiku orang-orang ini cuma tim kepo unfaedah yang kurang kegiatan dan bahan pembicaraan. Kehabisan topik? Memang kalau kau menikah besok, mereka ma

Fiuuhhh

Seperti benang kusut Mumet Ruwet Seperti kelebihan muatan Mendesak Menyesak Sabar, satu-persatu. -Kale-