Cinta itu apa toh??
Apakah cinta itu punya definisi ? Sehingga kita bisa mengatakan itu bukan cinta, ini baru namanya cinta, karena cinta itu seperti ini, bukan seperti itu, dan seterusnya....
Cinta. Cinta. Cinta. Abad berganti abad, tapi cinta tetap menarik untuk dijadikan tema. Ada banyak lagu tercipta karena cinta, begitu pula cerita-cerita novel bahkan sinetron. Rata-rata kisahnya masih tetap ‘all about love’. Cinta antara dua insan yang berbeda, cinta orang tua dan anak, bahkan gilanya, ada pula cinta antara dua insan tidak berbeda. Entah ini bisa disebut cinta atau apa. Terserahlah.
Ya, ya, era boleh berganti, tapi cerita cinta mungkin akan selalu ada. Mulai dari kisah cinta zaman Cleopatra, Romeo dan Juliet, Tao Ming Se dan Shancai, Rahul dan Anjali, hingga Cinta Fitri. Mulai dari cinta dalam hati, cinta bertepuk sebelah tangan, hingga cinta hidup bahagia selama-lamanya seperti di dongeng-dongeng.
Tapi wey,,, sebenarnya apakah cinta itu? Atau bagaimanakah cinta itu? Sebuah perasaan, emosi, gejolak, atau apa? Ada yang bilang cinta itu pengorbanan. Korban waktu, korban duit, hingga korban pulsa. Kalau korban pulsa aja pun masih juga ngeluh dan pelit, konon lagi cerita korban perasaan, apalagi ngomongin korban nyawa. Jangan harap bakalan ada skenario berikut, janganlah dia yang merasakan sakit dan derita itu, biarlah aku saja, lebih baik aku yang menanggungnya. Preeetttt.... Katanya cinta. Tapi kok?? Apa cinta hanya sebatas korban pulsa doank?
Lalu, ada lagi yang lain berkata, cinta itu menerima pasangan apa adanya. Kekurangannya. Kelebihannya. Kita harus bisa menerima dia apa adanya. Bukan ada apanya. Jadi, gimana kalau suatu saat dia lagi kekurangan duit buat traktir kita makan atau nonton, kira-kira kita masih mau nggak ya bukain pintu buat dia di malam-malam minggu berikutnya? Atau kita bakalan menerima dia dengan wajah secerah matahari di saat-saat dia baru dapat THR doank?? hehehe... Saat berat badannya berkurang dari biasanya, dengan semangat perjuangan ’45 kita mau jalan sama dia, tapi gimana kalau perutnya udah rada-rada menunjukkan kelebihan dan agak membusung (busung lapar kaleee...), mood kita pun ikutan malas jalan sama dia. Katanya cinta... Tapi kok?? Apa cinta hanya sebatas kantong dan penampilan oke doank?
Cinta itu rasa. Iya. Katanya cinta itu menyakitkan. Terus, ada lagi yang bilang, cinta itu bikin bahagia. Lho, mana yang benar ini? Cinta memang gila. Cinta bisa bikin kita jadi manusia bodoh. Cinta juga bisa bikin kita jadi patung saat berada di hadapannya. Yap, cinta bikin planet bumi serasa berhenti berotasi waktu kita menatap ke dalam matanya. Kok jadi kayak adegan film India gitu ya?? Kalau Agnes Monica bilang sih, cinta ini kadang-kadang tak ada logika... (SINGING mode on). Karena cinta melibatkan hati, mengalahkan rasio, membutakan mata. Ceileeee... Makanya tak perlu heran, kalau ada orang lagi jatuh cinta bilang tahi kucing rasa coklat. Yiiiaaakkk....
Haaahh, ngomongin cinta memang nggak pernah ada habis-habisnya. Cinta bukan hal yang baru, tapi (entah kenapa) selalu menarik untuk diperbincangkan. Pertanyaannya, saat seseorang tiba-tiba merasa bahwa dia butuh cinta, ke mana dia harus pergi? Keluarga? Sahabat? Pacar/pasangan hidup? Atau Tuhan? Tergantung cinta jenis apa yang dia ingin, karena cinta itu ada empat jenis.
1) Cinta Philia : cinta/kasih antara seseorang dengan orang yang punya ikatan persaudaraan/sedarah dengan dia.
2) Cinta Storge : cinta/kasih antara seseorang dengan sahabat, teman dekat, sesama manusia.
3) Cinta Eros : cinta/kasih antara seseorang dengan lawan jenis karena adanya hasrat atau ketertarikannya dengan lawan jenis.
4) Cinta Agape : cinta/kasih yang tidak bisa didapatkan dari siapapun, tulus adanya, tidak mengecewakan, hanya tahu memberi tanpa mengharap balasan, itulah cinta/kasih yang diberikan Tuhan kepada manusia.
Cinta manusia kadangkala (seringkali) bisa mengecewakan kita. Ketika cinta manusia bikin kita jadi kecewa, kita mulai merasa ada bagian hati kita yang kosong. Ketika itulah, mungkin kita perlu mengenal cinta jenis terakhir itu. Cinta Agape. Cinta yang sesungguhnya. Sebuah bentuk cinta yang tak pernah pudar. Cinta Tuhan pada ciptaan-Nya yang tidak sempurna, yang penuh cela (dosa), yang butuh cinta. Cinta bukan berbicara tentang kesempurnaan. Tak satupun manusia yang bisa dengan sempurna dalam hal mencintai.
Bagaimana cinta itu mencintai adalah saat cinta itu bisa mencintai ketidaksempurnaan dari yang dicintainya. So, mungkinkah cinta itu ada untuk menyempurnakan apa yang tidak sempurna??
Bagaimana cinta itu mencintai adalah saat cinta itu bisa mencintai ketidaksempurnaan dari yang dicintainya. So, mungkinkah cinta itu ada untuk menyempurnakan apa yang tidak sempurna??
Komentar
Posting Komentar