Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2010

Penantianku Ini

Tuhan, tolong jawab aku. Sampai kapan aku harus menanti dalam keheningan? Aku mengharapkan pertolongan-Mu. Aku mengharapkan jawaban-Mu. Aku tak berani, Tuhan. Aku tak berani memutuskannya sendiri. Aku tak berani bila tanpa komando dari-Mu. Tapi, kapan Tuhan? Rasanya terlalu sulit. Kapan aku harus beraksi, Tuhan? Rasanya semua tuntutan dan tekanan datang-menghadang, membuatku meradang-mengerang. Akhh... Tolong berikan aku kepekaan, ya Tuhan. Tolong.... Bukan karena apa-apa. Aku cuma tak mau salah melangkah. Aku tak mau salah berbuat. Aku tak mau salah memberikan tanggapan. Aku tak mau salah bereaksi. Aku sadar semua ini hanya karena Engkau. Ya, hanya karena Engkau. Dan aku ingin semuanya ini pun, juga untuk-Mu. Bolehkah, Tuhan??? Kutunggu jawaban-Mu :). Kutunggu di dalam penantianku ini... (Keresahan, 23 Agustus 2010)

Pemimpi Baru

Aku sudah lupa entah kapan tepatnya aku mengenalnya. Aku tak pernah tau akan berjalan sejauh ini. Awalnya aku mengira akan biasa saja. Tapi kehadirannya menumpahkan warna baru dalam kanvas hidupku. Tak pernah kukira akan seperti ini. Kisah hidupnya menyeretku masuk dalam ruang imajinasinya. Hidup memang bukan soal permainan kata-kata. Tapi ketahuilah lewat kata-kata itulah aku mulai menilamu menarik. Tak pernah kuduga akan ada banyak hal yang kudapatkan dari pertemanan ini. Tak seperti pertemanan lainnya. Kita tak pernah bertemu sekalipun dalam dunia nyata. Akupun tidak terlalu mengenal dirimu yang sebenarnya. Setiap hari aku menunggu apalagi yang akan kau tuliskan. Ide apalagi. Penasaran selalu menyeretku masuk dalam ruangan publikmu. Ruanganmu penuh kata-kata yang menyedotku ke alam pikiranmu. Aku mengagumimu. Lebih tepatnya lagi, aku mengagumi karyamu, hahaha... Perkenalanku denganmu seperti arus yang membawaku semakin jauh dari kisah yang mendayu-dayu. Membawaku jauh ke area kekuas

Dunia Semu-ku

Entah sejak kapan pastinya aku mulai mengenal mereka, aku pun sudah lupa. Yang kutahu saat ini aku semakin akrab dengan mereka dan mulai mencuri-curi waktu untuk sekedar mengintip isi pikiran mereka lewat status-status yang dituliskan melalui jejaring sosial favorit masa kini. Tak sedikit cerita yang mengalir di antara kami. Berbagi banyak hal mulai dari yang berbau motivasi, menghibur, bahkan lelucon tak penting sekalipun. Banyak hal yang kudapat dari perkenalan ini. Ini bukan sebuah kebetulan, hatiku turut berkomentar. Hidden. Invisible. Angin apa yang membawaku pada mereka, aku tak pernah tahu. Yang pasti kami sudah berteman sampai sejauh ini. Bukan waktu yang lama memang untuk dikategorikan berteman akrab. Tetapi aku merasa sepertinya kami seperti sudah kenal lama. Tak ada yang spesial di antara kami. Hanya pembicaraan di waktu luang semata. Tetapi tak menutup kemungkinan lahirnya sesuatu yang baru tanpa kita sadari dan rencanakan sebelumnya. Itulah yang dinamakan The Plan o

Ingatlah Hari Ini

Gambar
Kenangan empat tahun yang lalu terpatri pada hari ini. Setelah sekian lama menjalani kehidupan kampus bersama-sama dengan mereka, akhirnya kehangatan itu terulang kembali. Kami mengadakan acara perpisahan satu sama lain karena  banyak dari kami  yang sudah pada wisuda. Apalagi besok pagi Cile bakalan balik ke kampung halamannya di Sidoarjo. Betapa gembiranya tawa lepas setiap hati yang hadir di City Ice Cream Medan Fair hari ini. Seperti biasa, janjian jam setengah empat, tapi ngumpulnya baru jam 5, bahkan ada juga yang baru datang pas acaranya sudah selesai, hehe... Maklum, ada yang sudah bekerja, jadi wajarlah kalau baru bisa sampe jam 6 di sana. Untungnya kami masih bisa mengabadikan keceriaan kami di detik-detik terakhir perpisahan ini.  Momen ini diabadikan lewat kamera SLDR yang tidak pernah kutahu berapa beratnya,  itulah kamera Andru kosti, hehehe... Sejenak kusadari betapa indahnya kurasakan pertemanan ini, betapa nanti akan sangat kurindukan momen manis ini. Terinspirasi

Dua Huruf

2 Agustus 2010 menjadi pengesahan titik awal perjalanan panjangku. Akhirnya aku wisuda juga. Thank God. Selama empat tahun berjuang demi dua huruf tambahan yang diletakkan di belakang nama asliku. Ckckck... Perjuangan habis-habisan demi dua huruf bernama S dan E, alias Sarjana Ekonomi. Fiuhh... Kehebohan terjadi di sekeliling auditorium Universitas Sumatera Utara. Apalagi kalau bukan mendokumentasikan diri sendiri dan kenangan bersama keluarga dan sahabat. Jualan papan bunga bertebaran di mana-mana, sampai bingung mau pilih yang mana. Berjalan pun sudah sangat kesulitan. Suasana auditorium benar-benar ramai, panas terik, dan menyesakkan dada. Pemandangan manusia membludak seperti lautan manusia yang sedang berada di konser musik band ternama. Senyum bahagia berceceran di mana-mana. Tentu saja senyuman orang tua adalah yang paling berbahagia, karena anaknya sudah lulus, dan menjadi seorang sarjana. Terlepas dari apapun hasil nilai (IPK) mereka, kebahagiaan tetap menjadi milik mereka.