It's okay....

Banyak dari kita ingin segala sesuatunya itu serba cepat. Cepat lulus sekolah. Cepat dapat kerja. Cepat dapat jodoh. Cepat punya anak. Cepat jadi bos. Cepat kaya. Cepat punya rumah, mobil, dan sederet permintaan serba cepat lainnya. Cepat move on. Cepat berubah. Cepat dewasa. Lha, emangnya salah kalo kita maunya serba cepat? 

Salah atau benar, monmaap, jawab masing-masing aja yah, hehehe.... Karena tiap pribadi tentu 'mengimani' perspektifnya sendiri-sendiri. Standar/ukuran tiap orang juga beda-beda. 

Cuma, yang kupahami adalah kadang nggak semua yang kita mau itu bisa segera terwujud. Pun kalau terwujud, nggak semua waktunya bisa semau kita. Pasti ada proses. Everyone grows at their own pace. It's okay to take longer than others. Slow progress is better than no progress at all.

Kalau realita nggak sesuai kemauan, mungkin akan diberi sesuai kemampuan dan kebutuhan. Bisa lebih dari ekspektasi, bisa juga di bawahnya. Who knows? Siap-siap aja. Tapi, apapun itu, penting bagi kita untuk belajar menerima dan menjalani apa yang ada saat ini, serumit ato seselow apapun rasanya. 

That's life. Risiko jadi manusia, yah gitu. Ada up and down. Nggak ada kata selalu. Entah itu selalu susah atau selalu mudah. Musim aja berganti, hujan, panas, hujan lagi, panas lagi, gituuu aja terus sampe ladang gandum jadi Koko Krunch, hehehe.... Intinya, selama dikasi nafas, tetaplah berjuang, tetaplah berpengharapan. :')

Kalau merasa sudah jungkir-balik dan nggak ada yang tau, dan tetap dicap begini begitu, ya sudahlah, nggak apa-apa. It's okay not to be okay. Nggak semua perlu diumumin kan. Pun nggak semua orang perlu tau. Kita bukan pusat dunia, ya nggak sih? hehehe...

In the end, we're all alone and no one's coming to save you. Jadi jangan lupa, berbaik-baiklah pada dirimu saat ini karena nggak seorang pun bisa memastikan bagaimana hari esok. Dan ingat, berterima kasihlah karena dia sudah segitunya membawa dirimu sampai di sini, dengan segala lika-liku di balik itu. 

Sabar, sadar, ikhlas. Ubah yang bisa diubah. Terima yang tidak bisa diubah. Berdamai dengan diri sendiri memang butuh proses. Satu-satu. Semua ada waktunya. Lelah hayati boleh, nyerah jangan sampai.  

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! (Roma 12:12)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengerang dalam doa...

Bahagia

Realita