Keseriusan
Ketika ada lawan jenis yang sedang mendekatiku, kadangkala aku disibukkan dengan sebuah pertanyaan, "orang ini serius nggak sih sama aku? Mmm..."
Setiap kali ada yang kuliat mencoba-coba mendekat gitu, selalu soal keseriusan ini yang paling sering aku pikirin sendiri.
Kayak ada yang tiba-tiba (atau bahkan sering) bertanya kabar lah di sosial media, tapi nanti ujung-ujungnya ngobrol panjang itu, melebar lah ke mana-mana ceritanya, asal lah ada topik, ya kaann...
Ada lagi yang lain. Mendekatinya itu udah selangkah lebih maju, berlanjutlah kayak ngajak ketemuan gitu kan, entah itu nonton atau makan bareng di mana.
Banyaklah bentuknya, bermacam-macam gitulah. Pendekatan di dunia maya ataupun realita. Poinnya ya itu biar bisa saling mengenal lebih dekat gitulah kira-kira katanya.
Ya, tak habis-habisnya pertanyaan tadi itu terus aja datang dan pergi, bersamaan dengan sekian banyak asumsi ala-ala aku yang muncul silih-berganti. Betapa rempongnya. Betapa buang-buang waktunya (sometimes).
Hingga akhirnya aku sampai di suatu titik. Suatu masa di mana pikiranku berbisik tentang keseriusan seseorang padaku selama ini, tapi nampaknya aku nggak terlalu kepikiran banget juga, mungkin karena sudah menganggap biasa saja, atau gimana gitu.
Yang akhirnya aku menyadari, oh iya ya, betapa bodoh aku selama ini, berkutat dengan orang-orang yang sering kupertanyakan keseriusannya, padahal... jelas-jelas udah ada seseorang yang serius banget, tapi aku nya sering lupa, sering abai, sering datar.
Kalau yang satu ini pasti nggak perlu dipertanyakan lagi keseriusannya. Orang itu adalah Yesus. Kebenarannya adalah Tuhan mendekatimu karena Dia memang serius samamu. Itu.
Bahkan Dia mengorbankan nyawa-Nya sendiri untukmu. Untuk kita. Dia memang se-'serius' itu. Kalau kita mau sedikit lebih merenungkan firman ini "mengorbankan nyawa-Nya bagi sahabat2-Nya" tentu itu bukan suatu hal yang main-main, bukan? Ya semua itu karena Tuhan memang serius mengasihimu, serius ingin kamu hidup bersama-Nya.
Lalu aku terdiam. Mikir selama ini aku udah kayak gimana sama Dia?
Waktu aku diingatkan soal ini, rasanya penuh syukur atas keseriusan Tuhan sama manusia. Kalau Dia nggak se-begitu-nya, pastilah semuanya akan binasa, karena memang nggak ada yang layak dapat hidup kekal. Satu orang pun nggak.
Kurasa ini saatnya aku perlu introspeksi, seserius apakah aku pada-Nya?
Komentar
Posting Komentar