Nyari Kosan (2)

Mungkin yang namanya nyari kosan seumpama ketemu jodoh. Nggak bisa buru-buru dan banyak yang dipertimbangkan. Kayak yang aku alami sekarang. Lelah dan bikin bingung. 

Mencari kostan bukan perkara mudah. Apalagi untuk orang-orang yang cenderung lambat mengambil keputusan seperti diriku ini. Penuh pertimbangan dan kehati-hatian. Terungkap sudah, kenapa orang-orang seperti saya masih sendiri. *lhoo *gagal paham

Waktu aku mutusin pindah kemarin, entah kenapa, kepastian kapan hari pindahannya itu terus mengalami penundaan. Padahal nggak ngapa-ngapain juga selain beresin barang-barang.

Mulai dari pindah sekaligus di Rabu malam
Berubah menjadi nyicil-nyicil dari Rabu sampai Jumat
Terus, berubah lagi pindahan sekaligus sama temanku yang cowo di Jumat malam.

Lalu apa yang terjadi?

Lucunya, di tengah kehebohanku beres-beres dan bongkar-bongkar kamar dan segala isinya, tiba-tiba bapakku nelpon PERSIS di Rabu malam kemarin. Beginilah cara Tuhan menentukan jalan hidupku tentang pencarian kostan ini. Waktu bapakku nanya aku lagi ngapain, langsung aja aku cerita mau pindah kosan Jumat besok ke daerah dekat kantor. Biar bisa jalan kaki. Dengan segala keterbukaan antara anak dan bapaknya, aku kasi tau juga gimana kondisi (calon) kosan baruku itu. 

Mereka shock dan langsung tidak setuju. Mereka minta supaya aku membatalkan niat itu. Dengan segala alasan yang mereka utarakan, akhirnya aku berpikir ulang. Meski agak berat, kujalankan juga apa yang orang tuaku sampaikan. Demi kebaikanku dan demi kebaikan seluruh umat manusia. *lebay

Aku pikir rasa MALAS adalah faktor terbesar dalam pembatalan acara pindah kost baru ini. Ternayata bukan.

Ya, aku udah mutusin untuk BATAL pindah ke kost yang pernah kuceritakan di Nyari Kosan Baru (Bagian 1). Pada akhirnya Hukum Taurat ke-5 itulah yang membuat saya mengubah haluan dan keputusan jalan hidup. 

Alhasil, aku akan memperpanjang masa kost di kamarku yang sekarang, sampai waktu yang belom dapat ditentukan. Mungkin menunggu lebih lama memang keputusan yang terbaik untuk saat ini. Kadang, demi mendapatkan yang lebih tepat dan sesuai dengan kehendak-Nya, kita mesti rela memberi waktu menunggu lebih lama. Tapi bukan berarti nggak berbuat apa-apa yaa, hehehe... 

Dan, inilah yang mesti kulakukan. 

Cari-cari lagi
Tanya-tanya lagi
Keliling-keliling lagi
Begitulah 
Namanya juga perantau di ibukota
Semangattt...  ^^

Aku jadi teringat Firman-Nya di Roma 8:28 : "Karena Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi Dia". 

Segala sesuatu: tentang apapun, termasuk soal beginian
Untuk mendatangkan kebaikan: jangan pernah ragu, apalagi curiga sama Tuhan
Setiap orang: wah, berarti aku masuk hitungan dong? ^^

Aku memilih percaya sama kebenaran Firman itu. Daripada menyesali dan bersungut-sungut. Mendingan percaya suatu saat aku akan menemukan pelabuhan terakhir hatiku (baca: kostan yang paling pas), sesuai dengan kemurahan-Nya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kangen.

Anak SD Era 90'an

Bahagia