Invisible but available

Pagi hari, setelah hampir seminggu aku lembur non-stop di kantor, pergi pagi-pulang dini hari, hahay...

Waktu kemarin malam aku nulis ini, aku lagi di kamar kost-an, di depan laptop sambil online seadanya dan dengar lagu dari HP (penting ya?? hehe...). Karena laptopnya sudah mengalami penuaan dini jadi error-error terus. Setelah dicoba lagi dan lagi, mata sudah nggak bisa diajak kompromi. Akhirnya aku memutuskan untuk modom aja dan kulanjutkanlah pagi ini menge-post.

Cerita punya cerita, yang kurasakan malam kemarin itu adalah penuh syukur. Walaupun badanku rasanya udah mau rontok, untungnya Tuhan masih kasih aku selera untuk online, hehehe... Ada banyak hal yang bisa kusyukuri. Ada banyak pembelajaran dari kesalahan yang kualami saat bekerja (maklum anak baru ya woy...), dan juga dari segala kelelahan yang tak ber-limit. Bayangin, orang-orang pada libur, awak malah kerja dari tanggal 1 hingga 5. Bulan yang sangat berat buat seorang Gratia...

Tapi yasudahlah, namanya juga proses beradaptasi, proses belajar, proses menjajaki dari NOL. Pastilah jauh lebih capek. Meskipun kadang aku tidak habis pikir dengan bagian yang aku terima ini. Cuma ya, pastilah "everything happen for a reason". Dikasih bagian yang berat supaya tahu di mana batas kemampuan yang sebenarnya, lebih besar tantangan lebih maksimal yang akan diperoleh. Walaupun sejujurnya bukan cuma rambut aja yang bakalan rontok, tapi juga tulang-tulang dan bulu-bulu hidung (yang terakhir ini sih karena flu dan pilek kemarin, hehehe....).

But, akhirnya selesai juga kesusahan kemarin. Besok dan besoknya lagi pasti punya kesusahannya sendiri-sendiri, ya nggak? Makanya, bersyukur setiap hari itu sangat perlu adanya. Supaya di setiap kesusahan itu terselip sebuah senyum kemenangan, kepuasan, dan sukacita, karena kita mengerjakannya tidak sendiran, tapi bersama-sama dengan Tuhan.

Yah, itulah yang aku rasakan. Aku memang tidak sedang merenung malam itu. Aku hanya sedikit meluangkan waktu untuk bersyukur. Bersyukur buat tempat kost-ku, sahabat-sahabatku di kost, kakak-kakakku di kantor, dan keluarga yang selalu mengerti keadaanku yangbelakangan jadi susah sekali ditelpon kalau lagi lembur (maafkan aku ya, mak, pak, dan adik-adikku... apapun ceritanya, aku tidak akan pernah mengabaikan kalian. i love u all, too much...).

Yeah, gak pernah terbayangkan bisa dapat teman-teman yang baik (seperti di kost dan kantor). Orang-orang setanah air yang baik hati dan mempedulikanku. Betapa bahagianya saat ada orang yang ternyata peduli sama kita, padahal belum terlalu lama waktu memperkenalkan kami. Yahhh, itulah salah satu berkat Tuhan samaku. Aku ke Jakarta ini seorang diri. Iya, sendirian doank. Gak punya apa-apa. Pekerjaan pun tak ada. Yang kupunya waktu itu cuma HARAPAN di dalam Dia. Tapi, tak dibiarkan-Nya aku sendirian di Jakarta ini. Tak pernah. Sama sekali tidak pernah. Waktu aku kesusahan, selalu saja ada jalan keluar. Selalu saja ada malaikat penolong. Selalu saja ada harapan.

Ya ampun, baik kali lah Tuhan itu samaku, bah...

Selalu saja itu yang terlintas di pikiran ini. Dan itu jugalah yang aku ceritakan sama orang tuaku dan orang-orang lain yang kebetulan menjadi lawan bicaraku. Tak pernah habis cerita tentang kebaikan Tuhan dalam hidupku. How Awesome God.

God is invisible, but available.

Di tengah pikiran yang melayang dalam suasana penuh syukur itu, aku tiba-tiba mendapatkan sepotong kalimat itu, yang menurutku bisa menggambarkan bagaimana Tuhan itu di dalam hidupku. Mungkin tak seutuhnya, tapi itulah yang aku rasakan saat ini tentang diri-Nya.

Paham maksudku kan? 
Mungkin Tuhan emang nggak bisa dilihat dengan mata telanjang, tapi Dia selalu ada, woy... Pekerjaan tangan Tuhan memang selalu di luar batas kesadaran dan pikiran manusia, tapi anehnya bisa kita rasakan. Sederhananya, Tuhan itu seperti udara. Tak nampak, tapi bisa dinikmati. Well, Tuhan emang gak kelihatan, tapi Dia selalu mengawasi kita. Selalu mencari kita, sekalipun kita lupa mencari Dia. Begitulah. Kasih-Nya emang nggak terbatas, padahal seringnya kita yang mengecewakan Dia. Beruntungnya kita yang memiliki Tuhan seperti-Nya.
Trims God...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak SD Era 90'an

Kangen.

Bahagia