Unicorn Naposo HKBP Sudirman Jakarta : Up Close
Pulang gereja kemarin ada seorang teman mendatangiku. Sebut saja namanya kak Nency, hehee.. Dia salah satu tim Humas Naposo HKBP Sudirman Jakarta. Dia ngajak sharing gimana kantorku yang baru (Kementerian Sekretariat Negara). Soalnya, tema buletin Unicorn bulan depan itu "Bukan Sembarang Pekerja" dan entah atas pertimbangan apa aku terpilih jadi responden. Olalaaa...
Sebenarnya aku merasa nggak pantas untuk jadi narasumber. Dengan segala alasan beliau dan atas nama rasa segan, akhirnya aku meng-iya-kan permintaan beliau, hehehe.. Sekalian pengen memberkati orang lain juga, itupun kalau ada yang baca nanti, hahaha.. Naah, sekalian aja nih aku post di blog, walaupun yang tertulis di sini hanyalah secuil dibandingkan dengan serentetan pahit getir yang kami alami. Selebihnya biarlah cuma aku dan DIA yang tau, hehehe...
Berikut hasilnya...
Hi naposoers! Unicorn kali
ini mengajak kita untuk sedikit berfikir soal pekerjaan. Kira-kira apa arti
pekerjaan bagi kita. Salah seorang teman kita, yang juga guru sekolah minggu, Gratia Situmorang akan bercerita mengenai apa arti pekerjaan secara pribadi.
Q: Apa sih arti pekerjaan
secara pribadi bagi Gratia?
A: Menurut saya, pekerjaan
adalah sebuah kepercayaan dan kehormatan yang Tuhan berikan ke setiap orang dan
harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh seberat apa pun tantangannya dengan
mengandalkan Tuhan dan percaya bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita sendiri.
Q: Kalo boleh tahu, sekarang
Gratia bekerja di mana?
A: Masih CPNS di Sekretariat
Negara (sambil malu-malu, hehe).
Q: Wow abdi negara? Kenapa
mau menjadi PNS, padahal kan sekarang masih banyak hal-hal negatif tentang PNS?
A: Sejak awal orang tua
sangat mendukung saya untuk jadi PNS karena menurut mereka PNS lebih cocok bagi
perempuan bekerja yang nantinya juga akan menjadi ibu rumah tangga. Awalnya
saya nggak terlalu tertarik karena image PNS yang lebih sering diekspos itu kan
biasanya yang negatif-negatif, dsb. Untuk mematuhi hukum Taurat ke-lima, hahaha,
saya ikuti aja tes-tes PNS, tapi nggak sepenuh hati hehehe, alhasil yah udah
pastilah lulusnya juga setengah-setengah, nggak sampai tahap akhir, hahaha. Karena
bagi saya bekerja di manapun sebenarnya sih sama aja yaa. Tapi... setelah sekian
lama mengerjakan hal yang sama di perusahaan yang sama, saya mulai merasa gelisah
dan bertanya-tanya sama Tuhan. Nah, waktu adik saya dan teman-teman pada lulus
PNS bersih (tanpa uang sepeser pun), di situ saya mulai melirik PNS dan mulai
kepikiran, mungkin udah waktunya serius nih sama si PNS ini.. *lhooo
Q: Boleh dong diceritakan
sedikit pengalamannya saat mencoba tes PNS?
A: Ya itu tadi, saat mulai gelisah
pengen keluar dari zona nyaman, tapi ke mana? Saat mulai bertanya-tanya, apa
yang sebenarnya Tuhan inginkan untuk saya kerjakan? Swasta atau PNS? Dst... Saya
mulai tergerak untuk lebih serius mempersiapkan diri dan menggumulkannya dalam
doa. Tahun 2014 saya ikut tes OJK (untuk kedua kalinya) dan tes PNS (kali ini pilihan
jatuh di Kementerian Sekretariat Negara). Jadwal tesnya itu berdekatan, tapi
untungnya nggak bentrok. Pas pengumuman OJK tahap yang ke-berapa gitu,
lagi-lagi saya nggak lulus. Pada kegagalan yang kedua ini rasanya lebih sakit dan
hampir bikin nggak bisa move on (hahaha). Tapi karena dukungan keluarga,
sahabat dan teman pelayanan, saya putuskan untuk jalan terus. Tersisa satu
kesempatan lagi, Kementerian Sekretariat Negara. Kabar bagusnya, karena nggak
ada pilihan lain, saya jadi lebih sungguh-sungguh, hahaha. Setelah lulus
tahapan demi tahapan, keluarlah si pengumuman akhir, eehh lulus... Puji Tuhan
lah, hehehe... Poin pentingnya ingat, Tuhan nggak pernah mengabaikan siapa pun.
Jadi, persiapkanlah ladangmu kalau memang kamu mengharapkan hujan turun.
Artinya? Selamat berjuang... hahahaa
Q: Bagaimana perasaannya setelah memasuki kantor baru?
A: Cukup berat, karena ada
perbedaan jam kantor, lingkungan, dan masih perlu proses adaptasi. Saya perlu
cepat beradaptasi dengan banyak orang-orang yang kebanyakan lebih tua dari
saya. Terutama time management sih.
Q: Banyak juga tantangannya
ya. Bagaimana mengatasinya?
A: Pertama harus menanamkan
tekad untuk mengubah pola pikir. Kedua meminta pertolongan dari orang lain,
misalnya sharing dengan teman-teman yang sudah punya pengalaman. Mencatat
setiap hal baru. Dan yang terutama,
meminta pertolongan dari Allah lewat doa.
Q: Bagaimana respon orang-orang sekitar?
A: Keluarga yang pasti
senang dan bangga. Teman-teman juga ikut berbahagia dan selalu mendukung dan
ikut mendoakan yang terbaik buat saya.
Q: Kalo pekerjaan adalah
sebuah kepercayaan dan kehormatan, jadi apa yang seharusnya dimiliki oleh
seorang pekerja Kristen?
A: Seorang pekerja Kristen
adalah seorang pekerja yang harus bisa dipercaya, menyadari untuk siapa dia
bekerja (untuk Tuhan), terus belajar, pantang menyerah, bekerja dengan pikiran
dan hati, dan pastinya selalu mengandalkan Tuhan.
Q: Pertanyaan terakhir nih,
apa harapan Gratia di dalam menjalani pekerjaan baru?
A: Agar bisa tetap setia
sampai akhir berjalan bersama Tuhan. Tantangan pasti akan banyak ke depannya,
terutama iman kita akan diuji. Harapannya Tuhan tetap memegang saya agar apapun
yang terjadi tidak mengubah iman tetapi justru memperkuat iman saya.
Okay deh Gratia, terima
kasih atas sharingnya. Selamat menjalani hari-hari di kantor yang baru. Semoga
keberadaan Gratia akan membawa perubahan positif untuk kantor Gratia yang baru.
Semoga menjadi birokrat tanpa berkarat.
Tuhan Yesus memberkati.
Komentar
Posting Komentar