Realita

Bukankah banyak kali di dalam hidup ini kita hanya mampu berekspektasi, berencana, lalu berusaha sebaik-baiknya untuk meraih ekspektasi itu? Karena pada akhirnya semesta juga yang menentukan. Semesta berkenan atau tidak, hanya waktu yang bisa menjawab. Mungkin bisa jadi, realita akan sesuai harapan kita persis, atau mungkin-mungkin melampaui, bisa ke atas atau jangan-jangan ke samping. Katanya, hidup akan menemukan jalannya sendiri. Karena rupanya ada berbagai variabel yang tidak semuanya berada dalam kendali kita.

Tapi begini, di saat realita bisa sesuai atau bahkan melampaui ekspektasi, tentu hati ini akan merasa gembira dong, ada sukacita yang melimpah ruah seraya mengucap syukur. Semesta mendukung, katanya. Lalu bagaimana ketika realitanya ternyata nyungsep, apa kita akan auto kecewa dan demotivasi? Yah, manusiawi lah, namanya juga manusia. Eh, gimana gimana maksudnya? Hahaha.

Yah itulah yah, kehidupan, ada aja kelakuannya. Disebutlah itu risiko kehidupan. Dan akhirnya hidup bersama ekspektasi turut melatih diri untuk siap menghadapi realita. Jadi, yaudah, mau gimana lagi, terima aja, jalani aja, berteman dengan realita. Sekian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengerang dalam doa...

Bahagia